Mahfud MD, Tarikan Suaranya Heboh Diperbincangkan
- by Redaksi
- Feb 15, 2020 08:36 am
- 734 views
JAKARTA, JAGAPAPUA.COM – Menyelami perkataan Menteri Koodinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD, tentu mengores hati orang Papua, banyaknya nyawa yang tumbang berserakan darah disana, lagi-lagi kerap dijadikan guyonan murahan oleh Negara.
Perkataan dilontarkan Mahfud mengenai kataâ€sampahâ€semakin heboh diperbincangkan di jagat maya. Ucapan itu kemudian disahuti oleh sejumlah aktivis HAM didalam negeri, seperti dimuat di banyak media-media indonesia. Bahkan ucapan Mahfud tersebut, digadang-gadang memiliki kesamaan dengan pernyataan Menteri di zaman diktator Soeharto kala itu, Ali Alatas.
Mendengar sosok nama Ali Alatas, tentunya menarik untuk di ulas. Bagaimana seorang Alatas membuat dunia Internasional sontak dan geger. Akhirnya, banyak para aktivis HAM ramai mendukung kemerdekaan Timor-Timur. Sekarang menjadi Negara Timor Leste.
Ucapan Ali Alatas yang memyebutkan Timor-Timur†Seperti kirikil dalam sepatu, betapa tidak enaknya hingga melukai kaki†sama maknanya dengan ucapkan yang dilontarkan Mahfud. Sama- sama memiliki resiko yang sama takarannya.
Sebagai seorang pejabat negara Mahfud MD,tentu harus berhati-hati setiap melepasakan statemen ke publik. Meskipun disisi lain pernyataanya tidak bisa diartikan secara terpisah oleh labelitasnya. Namun tulisan Viktor Yeimo di media Suara Papua cukup dijadikan perhatian serius. Bagaimana Viktor mencoba meramu, memupuk, serta membagunkan kembali idealisme orang-orang Papua yang sekarang ini lagi terdiam. Bukan Berarti hilang dan mati. Kelak dia akan menguak kembali.
Hal inilah yang perlu dipertimbangkan Mahfud dalam setiap ucapannya ke publik. Jangan sampai kalimat perkataan itu membuatnya blunder dan ia dihabisi oleh ucapanya sendiri.
Ditambah lagi akhir-akhir ini, Indonesia begitu digempur sana sini oleh sejumlah kekuatan Negara-negara berpenduduk Ras Melanesia, dimulai dari seputaran daratan Pasifik sampai Afrika. Belum lagi isu HAM dipanggangi melalui desakan UNHRC yang belum dijawab indonesia sampai sekarang.
Tentu dengan serangkaian intervensi negara luar dan desakan UNHRC tersebut harus membuat seorang Mahfud MD lebih berhati-hati dalam berucap dihadapan Pers. Jangan sampai perkataan tersebut berpotensi ditarik lebih jauh kedalam membangun kekuatan konsolidasi diplomasi internasional yang lebih besar. Serperti kejadian Presiden Jokowi ketika mendatangi Australia di Camberra akhir itu (JP/RS)
Share This Article